Diary Pascal 2008: Hari ke-4 (bag 2-habis)

Lalu, dibacakanlah usulan final setiap kelompok oleh masing-masing perwakilan. Setiap kelompok memiliki 1-2 usulan pokok. Kelompok A mengusulkan untuk membuatkan rumah singgah, dan mengajarkan pendidikan informal bagi anak-anak jalanan itu. Pokoknya anak-anak jalanan dibuat betah di rumah, sekaligus diberi pendidikan berupa baca-tulis maupun ketrampilan-ketrampilan lain oleh sukarelawan dari mahasiswa baru.

Sedangkan usulan dari kelompok B adalah memberikan mereka sumbangan berupa uang. Uang itu dikumpulkan oleh setiap mahasiswa baru fmipa ugm 2008, sebanyak 100 rupiah setiap harinya. Andaikan jumlah maba itu 800 orang, maka tiap harinya akan terkumpul uang sebanyak 80.000 rupiah. Dan dalam sebulan terkumpul Rp 2.400.000,00. Uang segitu cukuplah untuk membiayai sekolah para anak jalanan.

Baca lebih lanjut

Diary Pascal 2008: Hari ke-4 (bag 1)

Hari ini dimulai seperti biasa. Panitia kumpul jam 05.15. Peserta udah pada dateng. Mulai upacara jam 06.00. Peserta ada yang telat. Gak pernah berubah. Selesai upacara, dimulailah acara yang telah diberitahukan kepada para peserta maupun panitia, yaitu sharing dan berbagi bersama anak jalanan. Mereka didatangkan dari daerah sekitar, yaitu anak-anak yang biasa lalu-lalang di perempatan sekitar UGM. Jumlahnya sekitar (aduh lupa, gak ngitung) 10-an.

Mereka diajak ngobrol dan ditanya-tanyai oleh para maba, tentang kehidupan mereka di jalanan. Ketika ditanya asalnya, ada yang dari kalimantan, jakarta, klaten, dll. Wuih,,jauh-jauh ternyata. Trus, ketika ditanya apa alasan mereka jadi anak jalanan, ada yang kabur dari rumah. Ada yang orang tuanya cerai. Ada pula yang datang ke sini bareng neneknya. Lho? Neneknya di mana? “Di rumah,” katanya. Lho?

“Kenapa kamu gak tinggal bareng nenek aja?”
“Lebih enak hidup di jalan.”
“….”

Baca lebih lanjut

Diary Pascal 2008: Hari ke-3

Pascal hari ketiga berjalan seperti biasa. Panitia briefing pagi pukul 05.15, dan maba juga udah pada dateng. Tetapi ada yang berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Para inspektur putra memakai baju koko, untuk mempromosikan KOKO DAYS tiap hari Jum’at di mipa bagi yang muslim. Selain itu, paginya tidak ada ABRI, tidak ada bentak-bentakan, dan tidak ada hukuman fisik. Jadwal upacara masih seperti biasa, mulai pukul 06.00. Sayang sekali, masih ada beberapa orang yang terlambat. Karena tidak ada ABRI yang menahan peserta yang terlambat, maka proses pemberian sanksi menjadi berubah. Peserta yang terlambat datang, langsung ikut bergabung ke barisan upacara.

Tetapi sebelum sampai di lapangan, nama dan kompinya dicatat oleh beberapa inspektur. Wajahnya juga diabadikan oleh beberapa orang tim dari dokumentasi alias PDD. Wah, kok mukanya kusut-kusut ya? Mungkin belum disetrika kali ya.. Tanpa ABRI, beban mental tidak hilang begitu saja. Dari yang sebelumnya takut karena dibentak-bentak, mungkin sekarang juga takut kalau ada apa-apa dengan daftar peserta yang terlambat itu.

Baca lebih lanjut

Diary Pascal 2008: Hari ke-2

Yeah, setelah beberapa hari tertunda, akhirnya sekarang diposting juga. Oke, diary berlanjut…

Seperti hari pertama, aku dateng ke kampus fmipa ugm ini jam 5.10. Dan seperti biasa, para maba udah datang pagi buta. Bahkan lebih rame dari kemarin. Karena kemarin pada dimarahi gara-gara telat, atau nyeleseiin tugas yang belum kelar ya? Yang jelas, mau dateng jam brapa aja boleh, asal gak telat. Hehe.

Jam 6 upacara. Seperti biasa. Ah, selalu saja ada yang terlambat. Telat emang susah dihindari. Apapun alesannya. Ada yang bangun kesiangan, berangkat kesiangan, jalan macet, atau apalah. Siapa juga yang pengen telat. Sama sekali gak punya prospek cerah. Selalu dibentak-bentak dan dimarahi. Berbaris rapi di depan teman-temannya yang sedang upacara. Setelah itu diinterogasi, lalu dihukum bareng-bareng. Push-up ato apalah. Yang jelas, udah capek sebelum acara dimulai. Buat pelajaran biar besok berusaha buat gak telat lagi.

Pengecekan tugas berjalan lumayan lancar, gak seperti hari kemarin yang agak kacau. Kemarin disuruh bawa jeruk, anggur dan stroberi seharga Rp 1.000,00. Ada yang bawa buah beneran, ada juga yang bawa permen. Tentu saja permen rasa buah-buah yang disebutkan itu. Adek-adeknya (banyak yang lebih tua dari angkatan 2007, tapi tetep disebut adek. Hehe) alias maba-miba kemarin, ketika disampaikan tugas-tugasnya pada bingung. Masa buah jeruk seribu, anggur seribu, stroberi seribu… Tapi mau beli apa tetep kuserahkan pada mereka. Kalo menurutku sih buah asli. Tapi kalo mau beli permen ya terserah. Oke-oke aja. Toh mereka sendiri yang makan. Tapi akhirnya adek-adekku bawa buah beneran. Anggurnya enak. Jadi pengen makan lagi 😀
Baca lebih lanjut

jam dinding pun tertawa

Aku punya jam dinding. Udah berumur beberapa tahun. Dari dulu sih biasa2 aja. Normal sebagaimana mestinya. Namun kemudian timbul keanehan sekitar sebulan yang lalu. Ketika itu tiba-tiba jarumnya berhenti. Ternyata jarum detikan nyangkut di jarum menit. Terpaksa aku lepas batrenya, buka sekrupnya, kaca penutupnya, semua jarumnya, dan akhirnya kupasang lagi seperti semula.

Lalu, apakah yang terjadi??? Ya jalan, seperti semula. hehe.
Tetapi, sehari kemudian.. Apa yang terjadi??

Jamnya lebih cepat 20 menit alias ‘mblandhang‘ (jawa).

Weks, kok aneh.. Trus kuputar lagi ke waktu yang benar. Tetapi sehari kemudian mblandhang lagi! Kok bisa ya.. Beberapa hari jamnya tak biarin mblandhang. Makin lama makin banyak waktu lebihnya. Jangan-jangan, dicepetin sama jin kali ya?? Tetapi setelah kuteliti lebih mendalam dengan memperhatikan segala aspek yang saling berkaitan (halah), akhirnya fenomena aneh itu terungkap.
Baca lebih lanjut

Diary Pascal 2008: Hari ke-1

Tanggal 19 malam merupakan malam pertama paling sibuk bagi para tentara NKRI. Bahkan aku melihat salah seorang prajurit dari negara tetangga yang juga sedang bersiap mengikuti perjuangan di negaranya. Malam itu pukul 23.30, aku menyusuri parit Mataram untuk menuju ke tempat persinggahan. Wah bahasanya terlalu susah. Pakai yang biasa aja ya. Hehe.

Tampak di depanku seorang pengendara sepeda motor bernomor polisi AD 6*** SP (hayo siapa?? Pasti anak kost). Sedang melaju ke arah timur, melewati bundaran pascasarjana. Masih dengan atribut lengkap: pakai sepatu, kaos kaki, celana hitam, dan jas almamater. Di lehernya dikalungkan sebuah karton yang berlubang di bagian tengahnya. Sampai di perempatan polres bulaksumur, dia berbelok ke arah selatan. Wow, sampai jam segitu masih mencari buruan. Hebat sekali..

Baca lebih lanjut

Diary Pascal 2008: Briefing

Gak cuma maba yang boleh bikin diary. Aku sebagai panitia (inspektur) pun juga ingin menuliskan keluh kesah selama pelaksanaan pascal 2008 mipa ugm, yang berlangsung tanggal 20-23 Agustus 2008 saat ini.

Briefing tanggal 19 kemarin menjadi titik awal perjuangan pascal 2008. Sebelum tiba di negara RI (Republik Impian), seluruh prajurit NKRI (Negara Kesatuan Republik Impian – istilah untuk seluruh elemen pascal) mengikuti upacara internasional di lapangan GSP bersama negara-negara tetangga. Para prajurit dijemput oleh para inspektur putra maupun putri. Sebenarnya pada waktu itu (pukul 09.00) masih ada beberapa tontonan yang masih berlangsung. Akan tetapi, karena panggilan sudah dikumandangkan oleh desakan waktu, maka para prajurit itu pun segera dievakuasi dari tempat pemanggangan. Dengan dibantu oleh para ABRI (angkatan bersenjata republik impian), para inspektur mengamankan jalur yang dilewati oleh para prajurit ke NKRI. Konvoi yang sangat panjang dan melelahkan.

Sesampainya di mipa, para prajurit kembali disiapkan di lapangan tempur (lapbas. hehe). Selanjutnya, disampaikan beberapa hal penting berkenaan dengan kegiatan pascal ini. Lalu, dilaksanakan pendataan prajurit alias registrasi. Pada saat itu, dibagikanlah pelindung kepala alias topi, dan ransel alias tas cangklong bermerek pascal 2008. Singkat cerita, para prajurit dikenalkan kepada para inspektur dan anggota satu kompi (kelompok). Setelah itu, dilakukan pembekalan ilmu di auditorium. Lalu pada akhir briefing, dibacakanlah bekal-bekal yang harus dipersiapkan untuk perjuangan esok hari. Kerjasama tim menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam pembuatan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab mereka.